Sebuah artikel yang dimuat dalam prosiding internasional berjudul “A Bibliometric Analysis of Post-Harvest Research and Innovations in Tackling Grain Crisis using VOSviewer” mengangkat isu krisis biji-bijian global saat ini sekaligus menawarkan kembali intervensi masa depan dalam pengelolaan pascapanen biji-bijian.
Artikel ini mengkaji tren terkini dan arah penelitian di masa depan seputar susut pascapanen biji-bijian dengan pendekatan analisis bibliometrik, sebuah metode kuantitatif yang mampu mengungkap pola literatur ilmiah. Metode ini memungkinkan pemetaan terhadap tema kunci, karya paling berpengaruh, dan jaringan kolaborasi di bidang teknologi pascapanen. Data yang digunakan diambil dari database Scopus dan diproses lebih lanjut dengan perangkat lunak VOSviewer.
Penelitian yang ditulis oleh Kusuma & Jamaludin ini menyoroti bahwa minat dalam penanganan pascapanen biji-bijian telah meningkat signifikan dalam 15 tahun terakhir, dengan fokus utama pada masalah terkait penyimpanan. Hal ini tercermin dalam analisis performatif yang menunjukkan bahwa jumlah publikasi meningkat eksponensial dari yang awalanya hanya 5 per tahun pada 2007 menjadi 54 per tahun pada 2020. Topik penyimpanan biji-bijian tampil secara dominan dengan kemunculan dalam 70 artikel dari 314 dan memiliki 396 total kekuatan tautan.
Salah satu temuan penting dalam artikel ini adalah peningkatan minat dalam upaya menekan susut pascapanen selama penyimpanan, khususnya melalui teknik penyimpanan kedap udara (hermetic storage). Teknik ini menunjukkan potensi yang menjanjikan untuk menjaga kualitas biji-bijian dan mengurangi susut. Minat yang berkembang ini ditunjukkan dalam analisis bibliometrik yang mengungkapkan bahwa topik penelitian terkait metode penyimpanan pascapanen telah dikutip 227 kali dari tahun 2017 hingga 2021. Metode ini dinilai sangat relevan diaplikasikan pada negara berkembang yang susut pascapanen biji-bijiannya terbilang besar.
Mengenai kolaborasi global, studi ini menemukan bahwa Amerika Serikat memiliki kemitraan riset yang signifikan dengan Nigeria, China, dan Ghana, sementara Kenya lebih kolaboratif dengan Ethiopia, Mali, dan Tanzania. Hal ini turut menyoroti jangkauan global dan sifat saling berhubungan dari bidang studi ini.
Kontribusi makalah ini terletak pada eksplorasi sistematis lanskap riset seputar susut biji-bijian pascapanen. Wawasan yang diberikan dapat memandu arah penelitian di masa depan, menginformasikan pembuat kebijakan, dan mendukung praktisi di sektor pertanian dalam upaya berkelanjutan mengatasi krisis biji-bijian yang meluas sehingga dapat tercapai ketahanan pangan secara global.
Referensi:
Kusuma, R. A., & Jamaludin. (2022). A Bibliometric Analysis of Post-Harvest Research and Innovations in Tackling Grain Crisis using VOSviewer. In Proceedings of the International Conference on Sustainable Environment, Agriculture and Tourism (ICOSEAT 2022) (pp. 582-593). Atlantis Press. https://doi.org/10.2991/978-94-6463-086-2_79